Tag: Sekolah Islam Terpadu

Mengenal Profil Pelajar Pancasila

Di dalam penerapan Kurikulum Merdeka, salah satu komponen pentingnya ialah projek penguatan Profil Pelajar Pancasila. Selain itu terdapat kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Ketiga komponen tersebut masuk ke dalam alokasi jam pelajaran di sekolah. Penjabaran mengenai Kurikulum Merdeka hingga Profil Pelajar Pancasila telah dikuatkan kembali oleh Ustadz Yuli Sugiarto, A.Md. Beliau merupakan Direktur Pendidikan di LPIT Fasihqu Center. Lembaga yang berada dibawah Yayasan Fasihul Qur’an.

Ustadz Yuli Sugiarto, A.Md.

Penjabaran tersebut beliau sampaikan ketika menjadi Pembina Upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 77 tahun. Upacara dilaksanakan pada hari Rabu, 17 Agustus 2022. Petugas dan peserta upacara merupakan gabungan peserta didik di SMPIT-MAIT Bina Insan Cendekia Kota Pasuruan.

Profil Pelajar Pancasila menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek kegiatan. Peserta didik diajak untuk menelaah tema-tema tertentu yang menjadi prioritas setiap tahunnya. Terdapat 6 Dimensi Profil Pelajar Pancasila beserta Elemennya, yaitu:

1. Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berahlak Mulia.

Dimensi ini bermakna bahwa pelajar Indonesia diharapkan menjadi peserta didik yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Para pelajar perlu memahami ajaran agama dan kepercayaannya masing-masing, serta menerapkan hal itu di kehidupan sehari-hari mereka. Ada lima elemen kunci dalam dimensi ini, yaitu akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak pada alam, dan akhlak bernegara. Adapun subelemen dari masing-masing elemen itu bisa dicermati dalam perincian di bawah ini.

a. Subelemen akhlak beragama: -Mengenal dan mencintai Tuhan Yang Maha Esa. -Pemahaman agama/kepercayaan. -Pelaksanaan ritual ibadah.

b. Subelemen akhlak pribadi: -Merawat diri secara fisik, mental, dan spiritual. -Integritas.

c. Subelemen akhlak kepada manusia: -Mengutamakan persamaan dengan orang lain dan menghargai perbedaan. -Berempati kepada orang lain.

d. Subelemen akhlak pada alam: -Memahami keterhubungan ekosistem bumi. -Menjaga lingkungan alam sekitar.

e. Subelemen akhlak bernegara: -Melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara RI.

2. Dimensi Berkebhinekaan Global

Dimensi ini mengarahkan agar pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas, serta identitasnya, sembari tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain. Hal ini diharapkan menumbuhkan perasaan saling menghargai dan potensi terbentuknya kultur baru yang positif sekaligus tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Dimensi Berkebhinekaan Global mempunyai 4 elemen, yakni mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan, serta berkeadilan sosial. Sejumlah subelemennya ada di bawah ini.

a. Subelemen Mengenal dan Menghargai Budaya: -Mendalami budaya dan identitas budaya. -Mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan budaya, kepercayaan, serta praktiknya. -Menumbuhkan rasa menghormati terhadap keanekaragaman budaya.

b. Subelemen Komunikasi dan Interaksi Antar-Budaya -Berkomunikasi antar-budaya. -Mempertimbangkan dan menumbuhkan berbagai perspektif.

c. Subelemen Refleksi dan Tanggung Jawab terhadap Pengalaman Kebinekaan -Refleksi terhadap pengalaman kebinekaan. -Menghilangkan stereotip dan prasangka. -Menyelaraskan perbedaan budaya.

d. Subelemen Berkeadilan Sosial -Aktif membangun masyarakat yang inklusif, adil, dan berkelanjutan. -Berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan bersama -Memahami peran individu dalam demokrasi.

3. Dimensi Bergotong-Royong

Dimensi memuat visi bahwa para pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kapasitas melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Terdapat tiga elemen utama dalam Dimensi Bergotong-Royong, yakni kolaborasi, kepedulian, dan berbagi. Berikut subelemen dari masing-masing elemen Dimensi Bergotong-Royong.

a. Subelemen Kolaborasi: -Kerja sama -Komunikasi untuk mencapai tujuan bersama -Saling-ketergantungan positif -Koordinasi Sosial.

b. Subelemen Kepedulian: -Tanggap terhadap lingkungan Sosial -Persepsi sosial.

c. Subelemen Berbagi: -Berbagai hal berharga dengan orang-orang di lingkungan sekitar.

4. Dimensi Mandiri

Dimensi ini memuat pemahaman bahwa para pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri. Dalam dimensi ini, pelajar diharapkan dapat bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Ada 2 elemen kunci dalam Dimensi Mandiri, yaitu kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi, serta regulasi diri. Subelemen dari masing-masing elemen tersebut sebagai berikut.

a. Subelemen Pemahaman Diri dan Situasi yang Dihadapi: -Mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang dihadapi -Mengembangkan refleksi diri.

b. Subelemen Regulasi Diri: -Regulasi emosi -Penetapan tujuan belajar, prestasi, pengembangan diri, dan rencana strategis untuk mencapainya -Menunjukkan inisiatif dan bekerja secara mandiri -Mengembangkan pengendalian dan disiplin diri -Percaya diri, tangguh (resilient), dan adaptif.

5. Dimensi Bernalar Kritis

Dengan adanya dimensi ini, pelajar yang bernalar kritis diharapkan mampu bersikap objektif saat memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif. Pelajar Indonesia yang bernalar kritis juga didorong bisa memahami keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, sekaligus mengevaluasi dan menyimpulkannya. Sejumlah elemen di dalam Dimensi Bernalar Kritis adalah: memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir dalam pengambilan keputusan. Berikut sejumlah subelemen dalam Dimensi Bernalar Kritis.

a. Subelemen Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan: -Mengajukan pertanyaan -Mengidentifikasi, mengklarifikasi, serta mengolah informasi dan gagasan.

b. Subelemen Menganalisis dan mengevaluasi penalaran: -Menganalisis masalah -Mengevaluasi penalaran -Mengevaluasi dan menganalisis prosedur penalaran.

c. Subelemen Merefleksi dan proses berpikir: -Merefleksi pemikiran sendiri -Mengevaluasi pemikiran sendiri -Menyampaikan pemikiran sendiri.

6. Dimensi Kreatif

Dimensi ini memuat visi bahwa pelajar Indonesia yang kreatif bisa memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dalam Dimensi Kreatif ada tiga, yaitu menghasilkan gagasan orisinal, menghasilkan karya dan tindakan orisinal, memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi. Berikut ini sejumlah subelemen dalam dimensi ini.

a. Subelemen Menghasilkan Gagasan Orisinal: -Menggabungkan beberapa gagasan menjadi ide yang bermakna -Menggabungkan beberapa gagasan menjadi ide imajinatif.

b. Subelemen Menghasilkan Karya dan Tindakan Orisinal: -Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dalam bentuk karya atau tindakan -Mengapresiasi dan mengkritisi karya atau tindakan.

c. Subelemen Memiliki Keluwesan Berpikir dalam Mencari Alternatif Solusi: -Mengidentifikasi gagasan-gagasan kreatif -Membandingkan gagasan-gagasan kreatif -Merumuskan solusi alternatif.

Baca selengkapnya di artikel “6 Dimensi Profil Pelajar Pancasila Beserta Elemen dan Subelemennya”, https://tirto.id/guzL

Makna Kemerdekaan bagi Pelajar

Sejak 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia telah berhasil memproklamasikan kemerdekaan negaranya. Perjuangan kemerdekaan ini merupakan bukti sejarah para pahlawan dan pejuang bangsa masa lalu. Kini para generasi muda, khususnya para pelajar yang akan meneruskan perjuangan itu. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu belajar dari sejarah bangsanya sendiri. Refleksi yang bisa pelajar lakukan tidak terbatas dalam mempelajari sejarah bangsa saja, lebih dari itu, banyak hal yang bisa mereka lakukan demi memaknai kemerdekaan bangsa secara nyata.

Lalu, bagaimana cara para pelajar masa kini untuk mengisi kemerdekaan?

Berikut beberapa hal yang bisa kalian lakukan untuk mengisi kemerdekaan:

1. Cinta Produk dalam Negeri

Apakah selama ini kalian gemar membeli produk branded dari luar negeri? Jika iya, yuuk segera kita kurangi atau bahkan hentikan sikap seperti ini. Karena apa? Tanpa disadari, hal tersebut justru dapat mematikan pertumbuhan dari brand-brand lokal di tanah air. Padahal banyak produk UMKM sekarang yang kualitasnya semakin bagus dan tidak kalah dari produk luar negeri.

Jika kalian para pelajar mampu menumbuhkan rasa bangga dengan membeli produk buatan dalam negeri, maka hal ini akan membuka kesempatan produk tersebut berkembang semakin pesat, dan mampu mendorongnya agar dikenal oleh masyarakat dunia yang lebih luas. Bahasa kerennya Go International yagesya!

2. Toleransi kepada Sesama

Jika dahulu kemerdekaan bangsa diraih para pemuda yang berhasil bersatu melawan penjajah, maka semangat ini mesti mampu kita bawa sampai sekarang. Seperti yang kita ketahui, masyarakat Indonesia begitu beragam, mulai dari budaya, bahasa daerah, ras, suku hingga agama. Perbedaan ini telah mampu dibuktikan dengan kemerdekaan bangsa yang diraih karena rasa persatuan. Rasa persatuan inilah yang dinilai kuat karena para pejuang dahulu mampu memberikan rasa toleransi yang kuat kepada sesamanya.

Sepatutnya kita harus bisa mencontoh inspirasi ini. Di jaman kekinian, dimana sudah waktunya kita berkolaborasi bersama. Tidak ada lagi sentimen mengenai berbagai perbedaan, sehingga upaya maksimal untuk memajukan Indonesia dapat terwujud.

3. Belajar dengan Giat

Perubahan negara berkembang menuju negara maju salah satunya bisa diukur melalui aset SDM atau Sumber Daya Manusianya. Aset besar suatu negara jika mampu mencetak SDM dengan nilai unggul. Mengisi kemerdekaan bagi para pelajar bisa dilakukan dengan belajar dengan giat. Banyak program pemerintah yang dibentuk demi perbaikan kualitas sumber daya manusia.

Mari lebih giat dan bersungguh-sungguh dalam belajar. Hal ini bisa diraih jika seluruh stakeholder, mulai pemerintah hingga generasi muda bersatu. Berbagai akses pendidikan kini lebih mudah, penuhi target sekolah minimal 12 tahun. Lanjutkan dengan mencari beasiswa untuk ke perguruan tinggi di Indonesia hingga luar negeri.